Saturday, January 1, 2011

SEJARAH FILSAFAT

By MOHD ZACK  |  7:08 PM No comments

A. Hakikat Sejarah Filsafat
Sebelum filsafat lahir dan berkembang pesat, telah berkembang berbagai mitos di yunani. Bahkan filsafat sendiri lahir dan berkembang melalui jalan mitologis. Berbagai pertanyaan atas ketidaktahuan mengenai eksistensi jagad raya ini dapat dijawab didalam mitos. Mitos yang berkembang merupakan metode yang dijadikan cara untuk memahami segala sesuatu yang ada. Pertanyaan dari mana asalnya bumi dan bagaimana bbumi tercipta. Mengepa kemudian bumi menjadi gelap dan terang kembali? Sebelum ditemukan jawaban filosofis dan ilmiah, manusia hanya mampu menjawab deangan mitos. Bumi gelap karena digenggam oleh raksasa yang sedang marah, sehingga manusia harus segera meredakan marahnya dengan berbagai cara, misalnya menyiapkan sesaji, meyakini adanya kekuatan lain selain kekuatan luar alam fisik, adanya para dewa dan sebagainya. Khayalan-khayalan tersebut menjadi “keyakinan yang selanjutnya membentuk pemahaman normatif tentang setiap keberadaan dan kekuatan yang ada didalamnya. Sebelum ilmuan menyatakan adanya gerhana bulan dan gerhana matahari, manusia pada umumnya mendapa jawaban dari berbagai mitos.
Mitos tersebut diantaranya menyatakan bahwa dewa-dewa raksasa sering menggenggam bumi sehingga bumi menjadi gelap gulita. Bahkan, dewa-dewa tersebut menghentakkan kakinya ke bumiyang menggetarkan seluruh isinya, hingga terjadilah bencana, banjir, gempa bumi, gunung meletus, dan sebagainya. Keykinan akan cerita di atas menjadikan orang yunani percaya dengan adanya dewa-dewa raksasa atau titans.
Sebagai perenungan dalam masyarakat kita pada zaman dahulu apabila ada anak kecil yang memotong kukunya di dalam kegelapan, tentu sangat membahayakan bagi dirinya. Karena kehidupan mereka akrab dengan binatang buas, maka cara melarang yang paling efektif adalah dengan mengatakan: “jika memotong kuku pada malam hari akan diterkam harimau”. Jika pemahamannya demikian, antara memotong kuku dan harimau ada hubungannya. Betapa cerdasnya masyarakat pada zaman dahulu, mereka tidak pernah mengenyam pendidikan formal apalagi bergelar. Mereka bukan filosof, tetapi cara mendidik anak mereka sangat filosofis.
Namun lain lagi ketika cara itu diterapkan pada masyarakat modern yang todak bertempat tinggal di hutan, malam hari terang benderang, larangan itu terdengar naif dan pnuh dengan nuansa takhayyul. Padahal, orang yang hidup pada zaman dahulu tidak bermaksud menciptakan takhayyul, tetapi berpikit empiris dan cukup logis.
Pada hakikatnya, filsafat telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Pada zaman batu, manusia telah memulai untuk membuat senjata tertentu, ± 400.000 tahun yang lalu. Setelah melalui proses percobaan, manusia berhasil menciptakan alat-alat sederhana untuk kebutuhan hidup mereka dan hasilnya mereka mampu menemukan pengetahuan ilmiah. Pada zaman fir’aun,di mesir telah ditemukan dasar-dasar pertanian, survey pertanian, dan kalkulasi banjir di sungai nil. Perdagangan mulai tumbuh dan berkembang dengan subur sehingga muncul kebutuhan akan angka-angka. Penulisan dengan gambar pun mulai dikenal sehingga peradaban berkembang dengan pesat.
Pada hakikatnya penemuan-penemuan diatas merupakan hasil dari serangkaian usaha untuk berfikir sistematis dan logis, manusia dikruniai akal dan pikiran oleh sang pencipta dalah untuk dipergunakan semestinya menurut kodrat yang telah ditetapkan-Nya. Tujuannya adalah untuk menemukan hal-hal baru yang belum terdapat pada masa itu. Hal ini hampir sama dengan penelitian ilmiah pada zaman modern.
B. Sejarah Filsafat Yunani Kuno
Bicara tentang filsafat, pasti tidak lepas dari peradaban yunani. Dari sini perdaban dunia dimulai. Ilmu pengetahuan melejit dengan pesat yang kemudian di transformasikan melalui berbagai sarana ke seluruh penjuru dunia. Semua pengetahuan yang dihasilkan tersebut dihasilkan dari pemikiran filsafat oleh para tokoh-tokoh yunani tersebut. Filsafat yunani juga dimulai dari mitologi yang berkembang di masyarakat sebelum filsafat berdiri sendiri sebagai sebuah ilmu. Mitos adalah filsafat itu sendiri yang menurut penciptaannya sama sekali bukan mitos melainkan hasil berfikir logis, empiris, dan realistis. Bangsa yunani kuno adala bangsa yang cerdas dalam menyampaikan pesan-pesan filosofisnya melalui penciptaan mitos-mitos yang disusun melalui berbagai pendekatan.
Diantara kekayaan ilmu pengetahuan yunani adalah nilai kesusastraan yang tinggi mulai personifikasi, dongeng, legenda dan teka-teki. Karya puitis homerus yang berjudul Illias dan Oddeysia menduduki tempat yang istimewa dalam kesusastraan yang tertua di dunia. Peranan karya homerus itu bahkan diibaratkan seperti wayang dalam tradisi jawa yang mempunyai pengaruh yang luar biasa dalam pendidikan masyarakat. Akibatnya masyarakat menjadi lebih kritis dan rasional. Demikian besar peran homerus melalui karya-karyanya yang menentang kepercayan masyarakat yunani sebelumnya yaitu hubungan manusia dan tuhannya bersifat formalitas (culture religion). Artinya, kedudukan tuhan terpisah dengan manusia.
Seiring dengan perkembangan pemikiran manusia tentang ketuhanan, natural religion dirubah oleh sebagian ahli filsafat menjadi cultural religion, yaitu tuhan tidak tepisah dengan manusia melainkan menyatu denan kehidupan manusia. Dalam sistim kepercayaan Natural religion manusia terikat oleh tradisionalisme. Sedangkan alam kepercayaan cultural religion manusia dapat mengembangkan potensi dan budayanya dengan bebas sekaligus dapat juga mengembangkan pemikirannya untuk menghadapi berbagai macam problem dan misteri kehidupan dengan akal pikran. Diantara ahli pikir yunani kuno yang terkenal adalah:
1. Thales ( 625-525 SM)
Diantar filosof-filosof yang tertua yang terkenal namanya di antara kita adalah thales. Dia di lahirkan di kota milatos di pualu lonia daerah yunani, dia adalah seoarang anak bangsawan yang ketika kecilnya dibesarkan oleh orang tuanya untuk mengabdi kepada dewa apolo. Disamping thales ini sebagai ahli filsafat juga sebagai ahli ilmu bintang dan ahli ilmu pasti.
Karna perjalanannya yang jauh, maka diapun luas pengetahuanya dia dapat mengmbil pengetahuan-pengetahuan dari negri-negri tersebut. Sebagai bukti kalau dia ahli matematika. Dia dapat mengetahui berapa tinggi piramida yang ada di mesir.
2. Anaximandros ( 610 – 547 )
Dia murid dari thales, dia di lahirkan di milethos (lonia) pada tahun 611 SM.Walaupun dia lebih muda dari thales tetapi terlebih dahlu meninggal dari pada thales yaitu pada tahun 547 SM. beliau tidak menyebutkan azas dari segala yang ada ini. Dia mengatakan bahwa azas tersebut mempunyai sifat saling bertergantungan satu sama lain sebagai misal dia mengatakan:”segala yang nampak dan terasa yang di batasi oleh lawannya, yang panas di batasi oleh yang dingin, yang di batasi yang beku, dan yang terang di batasi yang gelap,dan segala yang nampak dan terasa itu mempunyai akhir. Dia timbul atau jadi, hidup mati dan lenyap segala yang berakhir berada ddalam kejadian yaitu dalam keadaan berpisah dari keadaan yang satu terhadap keadaan yang lain, yang lain menjadi beku dan sebaliknya.yang panas menjadi dingian dan sebaliknya. Semuanya itu terjadi dari apeiron. Jadi sesuatu yang ada ini yang berdiri dari sifat-sifat yang saling bertentangan ini kesemuanya itu merupakan sagu kesatuan yang dalam perbandingan tidak tetap. Karena ketidak tetapan inilah maka alam ini selalu bergerak selalu berputar, dan yang menjamin pergerakan dan perputaran ini akibat apeiron, apeironlah yang menjamin perimbangan yang tetap selalu ada di dunia ini, justru apeiron ini yang tidak berakhir dan tidak terhingga, dia selalu dapat pergerakan.
3. Xenophenes ( 570 -480 SM)
Dia hidup pada tahun 570 sampai 480 di samping para filosof dia seorang penyair, pada waktu lonia di serang orang persia (494 SM)dia pindah kew elea di sana di karanglah syair-syair yang bersifat filosofis,syairnya dibacakan kepada masyarakat untuk mendidik mereka dalam beragama dan berbakti kepada Tuhan.
Berfilsafat adalah berfikir, namun tidak semua berfikir adalah berfilsafat. Berfikir dikatakan berfilsafat, apabila berfikir tersebut memiliki tiga cirri utama, yaitu radikal, sistematik,dan universal.
a. Berfikir radikal, atinya berfikir sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-tanggung, sampai kepada konsekuensinya yang terakhir. Berfikir itu tidak separo-separo, tidak berhenti di jalan, tetapi terus sampai ke ujungnya.
b. Berfikir Sistematis, artinya berfikir logis, yang bergerak selangkah dengan penuh kesadaran, dengan urutan yang bertanggung jawab dan saling hubugan yang teratur.
c. Berfikir universal, tidak berfikir khusus, terbatas pada bagian-bagian tertentu, namun mencakup secara keseluruhan.
Referensi:

Drs. Atang Abdul hakim M.A. dkk. Filsafat Umum dari Mitologi sampai Teofilosofi, Bandung, Pustaka setia, 2008.
Asmoro Achmadi, Filsafat Umum, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2010.
 

Author: MOHD ZACK

Assalamu'alaikum, Saya Penulis di blog ini, silakan Share jika tulisan ini bermanfaat. Terima Kasih atas kunjungan anda. Kritik dan saran silakan di poting di kolom komentar.

0 komentar:

E-mail Newsletter

Kirim alamat E-mail anda untuk mengikuti pembaruan dari kami.

Recent Articles

© 2015 Waajibaty | Distributed By Zacky | Created By Zacky
TOP