Saturday, April 28, 2012

Karakteristik Bahasa Hewan

By MOHD ZACK  |  12:23 PM No comments


Bahasa yang khusus digunakan manusia mempunyai identitas dan ciri tersendiri yang lain dari yang lain. Karakteristik khusus ini telah memalingkan perhatian para ulama' terdahulu yang telah membaca pentingnya tema kebahasaan kemudian menulis tentang bahasa dengan metode yang berdasarkan keilmuannya. Sosiolog, Psikolog, Filusuf dan lain sebagainya telah membahas tema-tema kebahasaan dalam kajiannya.
Bahasa mempunyai ikatan yang sangat kuat dengan manusia dan lingkungannya. Perannya yang memungkinkan untuk berkomunikasi antar manusia dan lingkungannya, memudahkan untuk mengungkapkan pendapat dan perasaan untuk disampaikan pada orang lain sebagai wujud dari eksistensi seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.
Secara maksimal, urgensi dari bahasa tersebut dapat dilihat dari kehidupan manusia itu sendiri, wajar jika kita heran pada karakteristik dasar yang menjadikan bahasa manusia mempunyai ciri-ciri khusus dan bentuk yang berbeda-beda. Hasilnya, beberapa kata yang dapat dilafalkan oleh hewan-hewan tertentu.
Oleh karena itu, manusia harus bisa melakukan penelitian pada karakteristik bahasa manusia, dengan melakukan peninjauan terhadap fitur "bahasa" hewan dengan tujuan mengambil kesimpulan terhadap masalah yang membedakannya dengan bahasa manusia dan hal yang dapat menjadi bukti nyata atas kebenaran hipotesis kita bahwa bahasa adalah entitas yang khusus ada pada manusia dan unik.

1.        "Bahasa" Hewan
Dalam kegiatan pengamatannya terhadap suara hewan, para ilmuan berpendapat bahwa sebagian hewan mampu mengeluarkan suara yang bertujuan untuk berkomunikasi dalam bentuk tertentu. Kenyataan ini berpengaruh terhadap perhatian Alsiniyyin yang mempunyai konsentrasi besar dalam meneliti suara hewan tanpa melupakan kenyataan bahwa objek penelitiannya tersebut mengandung keraguan, dan berdasarkan keyakinan bahwa suara ini sangat berbeda dengan suara bahasa yang ada pada manusia dan selanjutnya tidak memungkinkan untuk membandingkannya dalam kenyataan ilmiah dengan bahasa Manusia.
Terkadang hewan berusaha menyampaikan keinginannya pada hewan yang lain dengan menggunakan suara-suara dan teriakan. Namun, usahanya ini tidak melampaui keberadaannya, dalam keadaaan yang baik sebagai hasil dari keadaan perilakunya. Dua burung yang berlainan baik Burung Gereja atau elang pada dasarnya mengisyaratkan pada burung yang lain yang ada di sekelilingnya apabila ada bahaya yang mengintai.
Mungkin bagi kita untuk membandingkan pola komunikasi antar burung ini pada metode tingkah laku tertentu dengan manusia yang bertindak semisalnya, pada hakikatnya adalah perasaan takut yang amat sangat sehingga dapat mengungkapkan tanda kepanikan. Dan tidak mungkin bagi kita untuk membandingkannya secara ilmiah dengan informasi yang tersedia ketika seseorang memanggil orang yang lain dengan berkata: awas!! Ada bahaya mendekati kita!!.
Kita telah mengetahui tanda-tanda tertentu yang berhubungan dengan perilaku hewan, sebagian hewan mempunyai aturan isyarat yang bermacam-macam dan digunakan untuk tujuan yang bermacam-macam juga. Namun, manusia cukup mempunyai bentuk komunikasi tunggal yang digunakan.
Dan kemungkinan orang yang melihat bahasa sebagai sebuah pencapaian intelektual akan meyakini bahwa hewan mempunyai otak yang mampu berkembang dan memperoleh bahasa tertentu. Namun pada kenyataannya keyakinan ni adalah keyakinan yang salah. Hal ini disebabkan karena otak manusia tidak hanya dilihat dari bentuk fisiknya yang lebih besar dari otak kera misalnya, tetapi perbedaannya Nampak sekali baik dari segi jenis dan strukturnya. Telah masyhur bahwa orang yang kerdil yang otaknya tidak melebihi setengah dari otak manusia normal, mereka dapat menggunakan bahasa yang dapat diterima. Selain itu, monyet atau simpanse yang paling cerdas tidak akan bisa belajar bahasa. Disisi lain, anak-anak manusia belajar bahasa terlepas dari tingkat kecerdasannya. Hal ini juga ditetapkan bahwa "Idiot" terlepas dari kekurangannya yang membatasi kecerdasannya juga bisa menggunakan bahasa walaupun dengan cara yang sangat primitive. Hal ini menjadikan alasan yang pasti bahwa bahasa manusia itu tidak terbantahkan seperti -keyakinan sebagian ilmuan- hanya karena kecerdasan manusia.
Kejanggalan berikut dapat terfikirkan oleh pembaca: apabila bahasa manusia tidak ada hubungannya dengan kecerdasan, maka bagaimana kita menjawabnya?  Jawabannya cukup sederhana bahwa kemampuan manusia untuk berbicara adalah kerena manusia itu sendiri, tidak ada hubungannya dengan tingkat kecerdasan atau perkembangan otak. Tidak ada alasan untuk mengaguminya selama manusia masih memiliki organ tubuh khusus untuk berbicara, beda dengan hewan.
Berdasarkan atas pernyataan diatas, bahwa tidak mungkin kemampuan berbahasa hanya khusus dimiliki oleh manusia, pemerolehannya secara berulangkali atau meningkatkan respon secara insentif dalam penelitiannya, misalnya dibandingkan dengan penelitian yang mengambil obyek tikus dalam labolatorium ilmiah. Hal ini bertentangan dengan ilusi yang nyata dalam bidang ini dan melemahkan pendapat sebagian ilmuan dalam ranah ini.
Kita harus menambahkan keterangan dengan menjelaskan secara ringkas suara-suara monyet, lumba-lumba, dan suara yang Nampak dari burung-burung.
a.        Monyet atau Simpanse
Hewan ini menjadi obyek penelitian di berbagai laboratorium seperti yang diusahkan oleh para ilmuan untuk mengajarinya beberapa kata. Namun, perhatian kami hanya terbatas sampai disini, dengan meneliti suara-suara yang berasal dari hewan ini.
Hewan ini menuturkan beberapa pekikan. Pekikan tanda  senang seperti ha ha ha dungkapkan ketika pelatihnya memberikannya makan atau memberinya minum dan dari hewan ini juga keluar pekikan yang lemah untu menandakan kesedihan. Para ilmuan telah meneliti reaksi yang sangat komprehensif tentang perubahan tingkah laku kera dan monyet saat sedang makan ketika mengeluarkan suara pekikan yang keras dan menggema di kebun binatang. Hal ini membawa pada sebuah keyakinan bahwa hewan ini saling berinteraksi dan salaing menjawab padahal kenyataannya ini tidak lain hanyalah isyarat suara saja.
Penelitian ini tidak lantas menarik kesimpulan tentang adanya "bahasa" hewan yang digunakan kera untuk berinteraksi diantara mereka. Hal ini hanyalah suara yang kita dengarkan dari kera yang hanya mengisyaratkan adanya aturan komunikatif yang mereka miliki. Itu adalah sebuah metafora dari aturan tertutup yang mengandung unsur-unsur yang kecil dan terbatas dari sebuah pekikan tertentu. Pekikan-pekikan itu mempunyai ciri khas dan berbeda dengan pekikan yang lain dari segi suara, dan tidak membentuk pola komunikasi antara pekikan satu dengan yang lain. Isyarat-isyarat ini layak digunakan sebagai unsur yang berguna bagi keadaan tertentu secara global.
b.        Lumba-lumba
Ilmuan-ilmuan kontemporer telah focus pada penelitian suara lumba-lumba di lautan dalam. Hal ini menjelaskan pada mereka bahwa hewan ini mengeluarkan suara-suara yang berbeda yang mengekspresikan kesedihan, kegembiraan dan isyarat membutuhkan bantuan. Namun, hasil dari penelitian ini juga mengarah pada adanya system komunikasi tertutup yang dimiliki oleh lumba-lumba dan juga mengandung daftar suara yang terbatas yang tidak berubah dan berfungsi untuk kejadian tertentu secara global.
Aturan-aturan komunikasi yang dimiliki oleh hewan in berbeda secara kontras, seperti yang akan anda ketahui pada bahasa yang digunakan oleh manusia. Untuk memperluas informasi tentang tema ini akan kami jelaskan bentuk lain dari isyarat komunikasi hewan yang ditemukan pada lebah.
c.        Lebah
Penelitian pada tingkah laku lebah telah dilakukan oleh para peneliti belum lama ini, berdasarkan keyakinan bahwa ada semacam aturan komunikatif yang memungkinkan lebah untuk berkumpul. Atuarn perkumpulan lebah dan aktifitasnya yang khas dan koheren yang membuat mereka mampu bergerak bersama-sama dalam berbagai keadaan secara tiba-tiba menunjukkan keyakinan adanya aturan komunikatif yang menuntun lebah untuk melakukan ini. Perhatian para ilmuan tertuju pada cara lebeh mengetahui sumber makanan.
Telah diketahui bahwa setelah lebah menemukan sumber makanan akan kembali ke sarangnya dan bersiap-siap dengan gerakan-gerakan yang membimbing lebah yang lain untuk menuju sumber makanan tersebut. Dan cepat sekali lebah ini menuju sumber mekanan tanpa ditemani lebah yang memberitahunya. Hal ini menjelaskan bahwa lebah mampu menentukan sumber makanan dengan teliti atas apa yang dilakukannya dari gerakan-gerakan tertentu. Dan memberitahukan lebah yang lain pada tempat yang dituju tanpa ditemani oleh lebah yang menemukan tempat makanan tersebut. Dan perlu ditanyakan bagaimana cara lebah untuk memberitahu lebah yang lain pada tempat makanan dan menentukannya dengan akurasi yang tepat?.
Lebah memberikan isyarat dengan gerakan tertentu ketika ada makanan pada suatu tempat. Dan gerakan yang dilakukan pada sekelilig makanan mengisyaratkan jarak yang dekat disekelilingnya, tidak melebihi radius dua ratus meter.
Lebah menggunakan gerakan lain ditentukan oleh jarak dengan akurasi yang tepat. Gerakan ini menyerupai angka delapan (8) dalam bahasa eropa, lebah menjalankan gerakan ini kedepan kemudian melingkar penuh ke kiri kemudian bergerak lagi kedepan dan melingkar sempurna ke kanan. Gerakan ini dilakukan lebih dari sekali dan disertai dengan getaran di perutnya. Gerakan terakhir mengisyaratkan jarak antara sumber makanan dan sarangnya., dan ini merupakan gerakan terpanjang daripada sebelumnya. Jarak yang dituju terkadang sampai enam kilometer.
Begitu juga telah diketahui oleh para peneliti bahwa lebah memberikan isyarat untuk arah yang akan dituju ke tempat makanan. Hal ini dilakukan dengan membentuk sebuah huruf yang disandarkan pada Matahari. Dengan gerakan menyimpang kea rah kiri atau kanan menunjukkan waktu untuk menuju tempat makanan dan disandarkan pada matahari. Lebah juga menjadikan awan yang menutupi matahari sebagai penunjuk jalannya, karena lebah mempunyai sensitivitas yang tinggi terhadap sinar matahari.
Seharusnya kita lebih focus meneliti pada sampainya gerakan-gerakan atau karakter dasar ini pada serangga lain selain lebah pada kemungkinan terjadinya hal ini untuk tujuan komunikasi sesamanya, namun hal ini tidak terjadi kecuali hanya pada lebah sehingga jelas bagi para peneliti bahwa hal ini hanya untuk menunjukkan posisi makanan secara tepat.
Telah menjadi ketetapan sekarang dan tanpa diragukan lagi bahwa lebah menghasilkan semacam pesan yang mengandung beberapa data yang dapat dipahami seperti yang telah diteliti, lebah juga bisa menggambarkan beberapa hubungan yang terkait seperti tempat makanan, jarak makanan dari sarang dan memungkinkannya untuk menyimpan memori tersebut dalam ingatannya dan mengkomunikasikannya pada yang lain melalui perilaku isyarat.
Jadi, lebah mampu menyampaikan pesan pada kenyataan tertentu. Terlebih lagi, lebah dapat memperkirakan isyarat tersebut pada saat yang sama. Dan perlu dicatat bahwa aturan komunikatif yang telah diteliti keberadaannya dalam sekumpulan lebah  adalah aturan sekumpulan lebah yang memungkinkan untuk dimengerti dan digunakan oleh seluruh anggotanya.
Telah tampak sekilas bahwa lebah mempunyai daftar bahasa yang terdiri atas isyarat yang menyerupai bahasa manusia. Namun jika kita mempelajari lebih dalam tentang aturan-aturan komunikatif antar lebah ini menjelaskan pada kita bahwa hal itu sangat berbeda jauh dari bahasa yang digunakan manusia. Dan perbedaan ini akan tapak pada beberapa point berikut:
1.        Bahasa yang digunakan lebah berbasis isyarat bukan ucapan yang tidak memungkinkan untuk dipergunakan ketika keadaan gelap atau tidak adanya penglihatan.
2.        Lebah tidak bisa berbicara dan bertukar informasi. Bahasanya hanya terbatas pada penyampaian informasi dan respon atas perilaku tersebut.
3.        Kandungan aturan komunikatif yang digunakan lebah ini tidak lebih dari pemberitahuan akan adanya sumber makanan, jarak sumber makanan dari sarang dengan menggunakan isyarat.
4.        Tidak memungkinkan bagi kita untuk menganalisis aturan komunikatif ini pada unsur-unsur yang terdiri dari gerakan-gerakan lebah.
Dapat diambil kesimpulan bahwa isyarat yang digunakan oleh lebah tidaklah berbeda dengan suara para hewan yang tidak dapat diartikan sebagai bahasa, tetapi itu hanyalah perantara pada bahasa seperti yang terjadi pada manusia. Disini kita tidak membandingkan antara suara hewan dan bahasa yang digunakan oleh manusia. Namun selayaknya kita bisa menjelaskan karakteristik suara hewan ini dengan tujuan untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan dasar antara keduanya.
2.        Karakteristik "bahasa" hewan.
Telah kita katakana bahwa suara-suara yang digunakan oleh hewan bukanlah bahasa dengan pemahaman bahasa yang digunakan oleh manusia. Maksud dari perkataan ini adalah bahwa dalam suara-suara itu tidak tampak karakteristik seperti yang tampak pada bahasa yang  digunakan oleh manusia. Sebaliknya, hal ini menunjukkan karakteristik dan fitur tertentu dan sangat berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh manusia. Dan kita akan membahas dua karakteristik dasar aturan komunikatif yang digunakan hewan.
1.        Aturan komunikatif yang digunakan oleh hewan adalah aturan tertutup.
Seperti yang telah kami katakan bahwa aturan komunikatif yang digunakan hewan mengandung pekikan atau atau isyarat komunikatif tertentu, yang setiap diantaranya mempunyai ikatan dengan perilaku atau perasaan tertentu. Hal ini jelas sekali dalam pembahasan global tentang kajian suara hewan.
2.        Aturan komunikatif yang digunakan hewan terikat dengan dimensi khusus bukan bahasa.
Aturan komunikatif hewan terkadang mengikuti perilaku khusus hewan tersebut dan terkadang mengandung keterbatasan-keterbatasan bahasa dan terikat dengan sesuatu yang bukan merupakan bahasa, khususnya ketika berkonsentrasi pada titik terjauh "bahasa" pada titik penerimaan bahasa.
Aturan komunikatif hewan seperti mengandung bahasa manusia dalam kemungkinan yang luas. Namun isyarat disini mempunyai mekanisme dan prinsip-prinsip yang berbeda dari aturan bahasa manusia. Hal ini disebabkan karena manusia mampu menyesuaikan mekanisme dan prinsip ini dan dapat menggunakan bahasa secara tak terbatas dari segi pemikiran, perasaan, dan tujuan tertentu dengan cara yang konsisten.



Diterjemahkan dari: Al-Falsafah Al-Lughawiyah, Pasal 1

Author: MOHD ZACK

Assalamu'alaikum, Saya Penulis di blog ini, silakan Share jika tulisan ini bermanfaat. Terima Kasih atas kunjungan anda. Kritik dan saran silakan di poting di kolom komentar.

0 komentar:

E-mail Newsletter

Kirim alamat E-mail anda untuk mengikuti pembaruan dari kami.

Recent Articles

© 2015 Waajibaty | Distributed By Zacky | Created By Zacky
TOP