Sunday, June 2, 2013

Contoh Proposal PTK

By MOHD ZACK  |  8:59 PM 2 comments


A.    Latar Belakang Masalah
Bahasa Arab adalah bahasa yang penting dalam dunia pendidikan islam, materi bahasa Arab diajarkan dalam sekolah-sekolah yang mengusung pendidikan yang bernuansa islami sebagai salah satu misi dalam sekolah tersebut. Keberadaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran bahasa sangat penting untuk menunjang kegiatan pembelajaran dan membantu siswa untuk lebih cepat memahami materi yang diajarkan, sumber belajar baik yang berupa buku materi dan sarana-sarana penunjang lain yang terkait dengan pembelajaran juga sangat penting keberadaannya untuk memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Tentunya hal ini tak lepas dari kreatifitas guru sebagai nahkoda yang berhak mengarahkan pembelajaran akan dibawa kemana dan tentunya dengan persetujuan peserta didik. Kondisi siswa setidaknya mempunyai kemampuan bahasa yang seragam, dalam artian tidak akan ada kesenjangan pengetahuan tentang materi yang terlalu jauh antar siswa dalam suatu kelas sehingga memudahkan guru dalam memilih metode pembelajaran yang efektif dalam suatau kelas.

Kenyataan saat ini dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas VII-A MTsN Rungkut Surabaya masih jauh dari kondisi ideal tersebut. Hal ini dapat diketahui dari kenyataan di lapangan bahwa pembelajaran bahasa Arab di Kelas VII-A MTsN Rungkut dengan jumlah 37 siswa, masih banyak siswa yang kurang responsive terhadap apa yang dijelaskan oleh guru. Beberapa siswa juga tidak mempunyai Buku bahan materi sehingga mereka harus bergantian dengan temannya untuk membaca (misalnya) buku tersebut. Hal ini juga terkait dengan kebijakan sekolah yang tidak mewajibkan setiap siswa memiliki buku mata pelajaran Bahasa Arab. Selain itu, latar belakang pendidikan siswa yang berbeda (beberapa siswa yang tidak mengenal bahasa Arab sebelumnya) juga memberatkan guru dari segi penyampaian, karena guru harus memulai dari dasar pengenalan bahasa Arab kepada siswa. Pada saat yang sama, siswa lain yang merasa sudah pernah diajarkan materi dasar bahasa Arab akan merasa bosan terhadap materi tersebut.
Kondisi demikian apabila terus dibiarkan dikhwatirkan akan menimbulkan efek yang kurang baik terhadap kelanjutan pembelajaran Bahasa Arab di Kelas VII-A MTsN Rungkut. Padahal bahasa Arab adalah salah satu komponen materi yang dianggap urgen dalam sebuah madrasah dan bisa dijadikan sebuah identitas terhadap suatu madrasah.
Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan motivasi belajar siswa sekaligus membantu siswa yang tertinggal baik secara Kognitif, afektif maupun psikomotorik dalam Mata Pelajaran Bahasa Arab. Misalnya dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk suatu Kelompok Belajar.
Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan bagaimana guru mendukung motivasi siswa. Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan anak, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi siswa dan mempersiapkan siswa yang kompeten secara keseluruhan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran Bahasa Arab Berkelompok (Thariqah Ta'allum al-Luhgah min Khilal al-Mujtama'/Community Language Learning Method). Metode ini dimaksudkan untuk mengejar ketertinggalan beberapa siswa yang mempunyai latar belakang pendidikan berbeda dan sama sekali belum mempunyai dasar-dasar Bahasa Arab yang memadahi.
Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul "Meningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa dengan metode pembelajaran Bahasa Arab berkelompok (Community Language Learning Method) di kelas VII-A MTsN Rungkut Surabaya Tahun Pelajaran 2012-2013".
B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
Bagaimakah pengaruh metode pembelajaran Bahasa Arab berkelompok (Community Language Learning Method) terhadap motivasi belajar siswa yang tertinggal secara kognitif di kelas VII-A MTsN Rungkut Surabaya Tahun Pelajaran 2012-2013.
Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya pembelajaran Bahasa Arab berkelompok (Community Language Learning Method) di kelas VII-A MTsN Rungkut Surabaya Tahun Pelajaran 2012-2013.
C.    Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran Bahasa Arab berkelompok (Community Language Learning Method) terhadap beberapa siswa yang tertinggal secara kognitif di kelas VII-A MTsN Rungkut Surabaya Tahun Pelajaran 2012-2013.
Ingin mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah  diterapkannya pembelajaran Bahasa Arab berkelompok (Community Language Learning Method) kelas VII-A MTsN Rungkut Surabaya Tahun Pelajaran 2012-2013.
D.                 Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1.    Guru
Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai dengan materi Bahasa Arab.
2.    Siswa
Meningkatkan motivasi dan prestasi pada mata pelajaran Bahasa Arab
3.    Sekolah
Memberikan masukan bagi sekolah sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan di sekolah tersebut.
E.    Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan adalah sebagai berikut:
Penerapan pembelajaran Bahasa Arab berkelompok (Community Language Learning Method) dapat meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran Bahasa Arab pada siswa kelas kelas VII-A MTsN Rungkut Surabaya Tahun Pelajaran 2012-2013.
Penerapan pembelajaran Bahasa Arab berkelompok (Community Language Learning Method) dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran Bahasa Arab pada siswa kelas kelas VII-A MTsN Rungkut Surabaya Tahun Pelajaran 2012-2013.
F.    Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
  1. Permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah masalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa.
  2. Penelitian tindakan kelas ini dikenakan pada siswa kelas VII-A.
  3. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MTsN Rungkut Surabaya Tahun Pelajaran 2012-2013.
  4. Dalam penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2012-2013.
G.    Definisi Operasional
Variabel Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1.    Metode pembelajaran bahasa Berkelompok adalah :
Suatu metode belajar bahasa yang bertujuan untuk memberikan tambahan materi bagi siswa yang tertinggal secara kognitif yang berbasis komunitas dengan menjalankan Study Club sebagai implementasinya.
2.    Motivasi belajar adalah:
Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
3.    Prestasi belajar adalah:
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.
H.    Kajian Pustaka
a.    Metode Pembelajaran Bahasa Arab berkelompok.
Metode Belajara bahasa Berkelompok tumbuh dari suatu ide penerapan konsep psikoterapi dalam pengajaran bahasa. Membangun hubungan antar siswa sangat penting. Untuk membangun asas saling percaya dalam sebuah hubungan, perasaan terancam dalam diri sisa harus dikurangi, dan sikap terbuka antar sesama siswa harus dibiasakan dan semangat kerjasama lebih diutamakan. Para siswa dapat belajar dari interaksi antar sesama mereka satu dengan yang lainnya sebagaimana sebagaimana mereka juga bisa belajar dari interaksi mereka dengan guru. Dalam metode ini, istilah siswa diganti dengan klien dan istilah guru diganti dengan konselor. Kedua istilah yang tidak konvensional ini mempunyai implikasi yang dalam dan berbeda dengan kedua istilah sebelumnya.
Landasan linguistic yang mendasari metode ini adalah teori yang menyatakan bahwa bahasa merupakan alat untuk berinteraksi antar individu dalam suatu masyarakat. Dalam proses social, bahasa tidak hanya digunakan untuk berkomunikasi melainkan juga untuk memperdalam keintiman antar klien dan konselornya. Sementara tentang asumsi tentang hakikat pembelajaran bahasa yang mendasari metode ini teori yang menyatakan bahwa apa yang sebenarnya dipelajari oleh manusia umumnya bersifat kognitif dan afektif.
Pelajaran disajikan sedemikian rupa sehingga tercipta suasana yang memungkinkan siswa berkomunikasi atau berinteraksi antar sesama siswa secara bebas. Dengan demikian, siswa mengalami semua masukan dari luar secara menyeluruh, yakni melalui pikiran (kemampuan kognitif) dan perasaaan (kemampuan afektif).[1]
b    Motivasi Belajar
Motivasi adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan-kesiapan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Djamarah motivasi adalah suatu pendorong yang rnengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik.
Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.
Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.    Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar.[2]
Sedangkan menurut Djamarah, motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.[3]
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam individu yang berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik dalam darinya maka secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya.
2.    Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama di kelasnya.[4]
Sedangkan menurut Djamarah, motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.[5]
Beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi intrinsik antata lain:
  1. Kompetisi (persaingan): guru berusaha menciptakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.
  2. Pace Making (membuat tujuan sementara atu dekat): Pada awal kegiatan belajar mengajar guru, hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada siswa TPK yang akan dicapai sehingga dengan demikian siswa berusaha untuk mencapai TPK tersebut.
  3. Tujuan yang jelas: Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar nilai tujuan bagi individu yang bersangkutan dan makin besar pula motivasi dalam melakukan sesuatu perbuatan.
  4. Kesempurnaan untuk sukses: Kesuksesan dapat menimbulkan rasa puas, kesenangan dan kepercayaan terhadap diri sendiri, sedangkan kegagalan akan membawa efek yang sebaliknya. Dengan demikian, guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk meraih sukses dengan usaha mandiri, tentu saja dengan bimbingan guru.
  5. Minat yang besar: Motif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar.
  6. Mengadakan penilaian atau tes. Pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Hal ini terbukti dalam kenyataan bawa banyak siswa yang tidak belajar bila tidak ada ulangan. Akan tetapi, bila guru mengatakan bahwa lusa akan diadakan ulangan lisan, barulah siswa giat belajar dengan menghafal agar ia mendapat nilai yang baik. Jadi, angka atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa.
Dari uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya.
c.    Prestasi Belajar Bahasa Arab
Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang dituju pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Menurut Poerwodarminto, prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dikerjakan), dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran.[6]
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar Bahasa Arab adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan) dalam proses Pembelajaran bahasa Arab.
d.    Hubungan Motivasi dan Prestasi Belajar Terhadap Metode Pembelajaran Bahasa Berkelompok.
Motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Sedangkan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar.
Sedangkan metode belajar bahasa Berkelompok adalah suatu metod pembelajaran bahasa yang memberikan kesempatan sepenuhnya kepada pembelajar untuk mengeksplorasi diri dan lingkungan kelompoknya sebagai input dari asas manfaat pembelajaran. Siswa yang selanjutnya disebut klien dituntut mampu untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik dengan kelompoknya maupun guru (Konselor).
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya motivasi dalam pembelajaran bahasa berkelompok tersebut maka hasil-hasil belajar akan menjadi optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Dengan motivasi yang tinggi maka intensitas usaha belajar siswa akan tinggi pula. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar siswa. Hasil ini akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
I.    Metode Penelitian
a.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas(PTK) yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaborasi, dan spiral, bertujuan untuk melakukan perbaikan –perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi pembelajaran.  PTK yaitu suatu kegiatan menguji cobakan suatu id eke dalam  praktik atau situasi nyata dalam harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
b.    Kehadiran Peneliti
Pada penelitian ini, peneliti sebagai guru dan merencanakan kegiatan berikut:
  1. Menyusun angket untuk pembelajaran dan menyusun rencana program pembelajaran
  2. Mengumpulkan data dengan cara mengamati kegiatan pembelajaran dan wawancara untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas
  3. Melaksanakan rencana program pembelajaran yang telah dibuat
  4. Melaporkan hasil penelitian
c.    Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kelas VII-A MTs Negeri Rungkut Surabaya Tahun Pelajaran 2012-2013.
d.    Data dan sumber
Data dalam penelitian ini adalah kemampuan berfikir siswa yang diperoleh dari pengamatan (observasi) terhadap siswa saat penerapan pembelajaran berlangsung. Data untuk hasil penelitian diperoleh berdasarkan nilai ulangan harian (test). Sumber data penelitian adalah siswa kelas VII-A Sebagai obyek penelitian.
e.    Prosedur pengumpulan data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
1.    Wawancara
Wawancara awal dilakukan pada guru dan siswa untuk menentukan tindakan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa.
2.    Angket
Angket merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan respon  atau tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran Bahasa Berkelompok.
3.    Observasi
Observasi dilaksanakan untuk memperoleh data kemampuan berpikir siswa yang terdiri dari beberapa descriptor yang ada selama pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun.
4.    Test
Test dilaksanakan setiap akhir siklus, hal ini dimaksudkan untuk mengukur hasil yang diperoleh siswa setelah pemberian tindakan. Test tersebut berbentuk multiple choice agar banyak materi tercakup
5.    Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan sebagai pelengkap data penelitian sehingga diharapkan semua  data yang tidak termasuk dalam observasi dapat dikumpulkan pada penelitian ini
f.    Analisis data
1.    Kemampuan Berfikir
Kualitas pertanyaan dan jawaban siswa dianalisis dengan rubric. Kemudian untuk mengetahui peningkatan skor kemampuan berfikir, pertanyaan dan jawaban yang telah dinilai dengan rubric pada siklus I dibandingkan dengan pertanyaan dan jawaban yang telah dinilai dengan rubric pada siklus II.
2.    Hasil Belajar
Hasil belajar pada aspek kognitif dari hasil test dianalisis dengan teknik analisis evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.
Caranya adalah dengan menganalisis hasil test formatif dengan menggunakan criteria ketuntasan belajar. Secara individu, siswa dianggap telah belajar tuntas apabila daya serapnya mencapai 65 %, Secara kelompok dianggap tuntas jika telah belajar apabila mencapai 85 % dari jumlah siswa yang mencapai daya serap minimal 65 %.
g.    Tahap-tahap penelitian
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan proses pembelajaran yang dilakukan adalah model pembelajaran Bahasa Berkelompok Penelitian ini akan dilaksanakan  dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, penerapan tindakan, observasi, refleksi.
Sebelum melaksanakan tindakan maka perlu tindakan persiapan. Kegiatan pada tahap ini adalah :
  1. Penyusunan RPP dengan model pembelajaran yang direncanakan dalam PTK.
  2. Penyusunan lembar masalah/lembar kerja siswa sesuai dengan indikator pembelajaran yang ingin dicapai
  3. Membuat  soal test yang akan diadakan untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa.
  4. Membentuk kelompok yang bersifat heterogen.
  5. Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan model pembelajaran yang akan dilaksanakan
Dilanjutkan dengan melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian guru menjadi konselor selama pembelajaran, siswa dibimbing untuk belajar bahasa secara Berkelompok.
Di akhir pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklus, guru memberikan test secara tertulis untuk mengevaluasi hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Pengamatan dilakukan selama proses proses pembelajaran berlangsung dan hendaknya pengamat melakukan kolaborasi dalam pelaksanaannya.
Pada tahap Refleksi dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis data yang telah ada dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang ingin dicapai.
Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal itu terjadi dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan pada siklus II.

DAFTAR PUSTAKA
Fahrurrozi, Aziz. Dkk. 2010. Pembelajaran Bahasa Asing Metode Tradisional & Kontemporer. Jakarta: Bania Publishing.
Usman, Moh. Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Rosda Karya.
Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Poerwodarminto, W.J.S. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.




[1] Aziz Fahrurrozi dan Erta Mahyuddin, Pembelajaran Bahasa Asing Metode Tradisional & Kontemporer, (Jakarta: Bania Publishing, 2010), 134.
[2] Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosda Karya, 2000), 29.
[3] Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 115.
[4] Moh, Uzer Usman, 29.
[5] Djamarah, 117.
[6] W.J.S. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), 786.

Author: MOHD ZACK

Assalamu'alaikum, Saya Penulis di blog ini, silakan Share jika tulisan ini bermanfaat. Terima Kasih atas kunjungan anda. Kritik dan saran silakan di poting di kolom komentar.

2 comments:

E-mail Newsletter

Kirim alamat E-mail anda untuk mengikuti pembaruan dari kami.

Recent Articles

© 2015 Waajibaty | Distributed By Zacky | Created By Zacky
TOP