A.
Definisi sumber belajar
Proses pembelajaran dan media pembelajaran bagaikan
dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, keduanya saling terkait untuk
menunjang proses pembelajaran, baik pembelajran formal maupun informal. Media
pembelajaran selajutnya juga tidak luput dari wacana sumber belajar. Disinilah
media pembelajran selanjutnya menjadi salah satu komponen penting dalam proses
belajar mengajar. Sumber belajar berpengaruh secra langsung dalam proses
belajar mengajar dan keberhasilan pembelajaran. Beberapa pengertian tentang
sumber belajar sebagai berikut.
Sumber belajar adalah daya yang bisa dimanfaatkan guna
kepentingan proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak
langsung, sebagian atau keseluruhan.[1]
Sumber belajar (learning resources) adalah semua
sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh
peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi
sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai
kompetensi tertentu.[2]
Pakar pendidikan Amerika, Edgar Dale mengemukakan
bahwa pengalaman adalah sumber belajar, namun pengertian ini akan menjadi
sangat luas maknanya seluas hidup itu sendiri karena segala sesuatu yang
dialami dianggap sebagai sumber belajar sepanjang hal itu membawa pengalaman
yang menyebabkan belajar. Belajar yang pada hakikatnya adalah proses perubahan
tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan tertentu yang
telah dirumuskan sebelumnya.[3] Edgar Dale
mengklasifikasikan pengalaman sebagai sumber belajar dalam sebuah keerucut
pengalaman (cone of experience).
B.
Klasifikasi Sumber Belajar
Para pengelola lembaga pendidikan dianggap perlu
memetakan macam-macam sumber belajar yang akan dibutuhkan untuk menunjang
proses pembelajaran yang efektif. Dalam pengadaan sumber belajar perlu
memperhatiakan materi yang akan diajarkan karena ada kemungkinan berbeda pada tiap masing-masing mata
pelajaran.
Untuk pengklasifikasiannya, paling tidak ada 3 langkah
yang perlu di perhatikan, yaitu:
- Membuat
daftar kebutuhan melalui identifikasi melalui sumber dan sarana
pembelajaran yang di perlukan untuk kegiatan pembelajaran yang ada di
kelas ataupun sekolah. Membuat daftar inventaris sumber dan sarana belajar
yang telah tersedia, baik yang ada di dalam lembaga pendidikan (misalnya
media pembelajaran dan laboratorium)
ataupun yang ada di luar lembaga pendidikan, seperti halnya
fasilitas yang tersedia di masyarakat. Dalam hal fasilitas ini tidak
terbatas pada benda mati saja, namun juga bisa berupa manusia, seperti
praktisi atau seorang Sumber ahli tertentu yang berada di sekitar lembaga
pendidikan.
- Penggolongan
ketersediaan alat, bahan atau sumber belajar tersebut. Tujuannya adalah
untuk mengetahui ketersediaan sumber belajar yang ada pada suatu lembaga
pendidikan. Dari proses ini akan diketahui manakah sumber belajar yang
sangat diperlukan akan tetapi belum ada, sehingga ada usaha kongkrit untuk
mengadakannya, baik melalui pembelian, penyewaan, ataupun yang lainnya.
- Jika
sumber belajar yang dibutuhkan suda tersedia maka hanya tinggal
memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan dengan tujuan sukses pada
masing-masing mata pelajaran.[4]
Sebagaiman keterangan di atas bahwa sumber belajar
tidak dapat dipahami dengan benda mati saja, maka perlu adanya pengelompokan
sumber belajara, antara lain:
- Lingkungan
alam, belajar ini berupa benda-benda alami di sekitar kita, seperti batu,
tumbuhan, sawah sungai, dan sebagainya. Jenis sumber belajar ini dapat
mengasahj seluruh jenis kecerdasan siswa, misalnya linguistic, matematika,
musical, jasmani, dan lainnya.
- Perpustakaan,
Berupa baranmg cetakan yang tersedia di perpustakaan, misalnya laporan penelitian,
buku, majalah, dan jurnal
- Media
cetak, Media cetak di sini maksudnya bukan yang sudah tersedia di
perpustakaan, eperti halnya Koran.
- Nara
sumber, Bisa berupa praktisi dalam bidang tertentu sesuai dengan
pelajarannya. Seperti, pedagang, polisi, militer, dan petani. Mereka
sesekali bisa dimanfaatkan, baik dengan cara berkunjung ke tempat mereka
bekerja ataupun mendatangkan mereka ke sekolahan.
- Karya
siswa, Adalah media yang diciptakan oleh siswa, misalnya lukisan dan peta.
- Media
elektronik, Bisa berupa alat elektronik, baik yang di buat sendiri maupun
yang sudah tersedia. Misalnya, computer, radio, TV, dan internet.[5]
C.
Komponen Sumber Belajar
Komponen dan faktor dalam sumber balajar adalah dua
hal yang saling berkaitan, saling mendukung dan saling berpengaruh antara yang
satu dengan yang lainnya. Sumber belajar yang dirancang ataupun sumber belajar
yang digunakan selalu dapat dipandang sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari
komponen-komponen atau subsistem-subsistem.
Komponen adalah bagian-bagian yang selalu ada dalam
sumber belajar itu yang sulit berdiri sendiri meskipun dapat digunakan secara terpisah.
Diantara komponen-komponen sumber belajar antara lain:
- Tujuan,
misi, atau fungsi sumber belajar. Sumber belajar pasti memiliki tujuan,
misi dan fungsi yang akan dicapai. Sumber belajar yang dirancang akan
lebih eksplisit daripada sumber belajar yang digunakan atau dimanfaatkan
saja, karena secara tidak langsung dalam menyusun sumber belajar seseorang
akan sangat memperhatikan tujuan, misi dan fungsi sumber belajar tersebut.
- Bentuk,
format atau keadaan fisik sumber belajar. Bentuk dan format sumber belajar
tentu akan berbeda-beda menyesuaikan type dan tujuan pembelajaran, begitu
juga keadaan fisik. Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan bentuk,
format dan keadaan fisik sumber belajar adalah waktu, pembiayaan, dan sebagainya.
- Pesan
yang dibawa sumber belajar. Setiap sumbe belajar pasti membawa pesan
berharga yang disesuaikan dengan ujuan pembelajaran, proses transformasi
pesan tersebut perlu diperhatikan dan lebih ditekankan karena inilah
tujuan pembelajaran itu sendiri. Hal yang perlu diperhatikan dalam pesan
itu sendiri adalah: isi pesan harus sederhana, cukup jelas, lengkap, dan
mudah disimak maknanya.
- Tingkat
kesulitan atau kompleksitas sumber belajar.[6] Hal ini terkait dengan keadaan
fisik dan pesan sumber belajar. Sejauh mana kompleksitasnya perlu
diketahui guna manentukan apakah sumber belajar itu masih dapat
dipergunakan, disesuaikan dengan waktu dan biaya.
Untuk memahami karakteristik sumber belajar, seseorang
perlu mengetahui factor-faktor yang mempengaruhinya sehingga sumber belajar
dapat digunakan untuk memaksimalkan proses pembelajaran. Factor-faktor tersebut
antara lain:
- Perkembangan
teknologi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini membawa
pengaruh yang sangat besar dalam dunia pendidikan, baik yang bersifat
langsung maupun tidak langsung. Hal ini juga berkaitan erat dengan
perkembangan media yang digunakan dalam dunia pendidikan termasuk sumber
belajar. Sumber belajar akan berkembang sesuai dengan perkembangan
teknologi.
- Nilai-nilai
budaya setempat. Bahan-bahan yang diperlukan sebagai sumber belajar
hendaknya disesuaikan dengan nilai budaya yang dipegang oleh masyarakat
setempat. Hal ini sangat berpengaruh terutama pada sumber belajar yang
tidak dirancang.
- Keadaan
ekonomi pada umumnya. Keadaan ekonomi mempunyai pengaruh dalam sumber
belajar dalam hal pengadaannya, jenis atau macamnya, dan upaya
menyebarkannya pada pemakai. Dengan kata lain bagaimana suatu lembaga
memilih dan menggunakan sumber belajar yang sesuai dengan kondisi lembaga
tersebut.
- Keadaan
pemakai, pemakai sumber belajar jelas memegang peranan yang sangat
penting, karena keberhasilan penggunaan sumber belajar akan ditentukan
oleh pemaikai itu sendiri.[7]
D.
Fungsi dan Peranan Sumber Belajar
- Fungsi
Sumber Belajar
a)
Untuk memotivasi peserta didik kurang semangat belajar
b)
Untuk mencapai tujuan penajaran , menjadi daya dukung
kegiatan pengajaran. Misalnya memperluas atau memperjelas pelajaran dengan
sumber belajar yang relevan.
c)
Untuk mendukung program pengajaran yang melibatkan
aktifitas penyelidikan. Misalnya suatu sumber belajar yang dapat
diobservasi,dianalisis, diidentifikasi, didata dan sebagainya.
d)
Membantu pemecahan suatu problem
e)
Untuk mendukung pengajaran presentas. Misalnya:
penggunaan alat, pendekatan, dan metode, strategi pengajaran, dan
sebagainya.[8]
f)
Untuk mendukung terlaksananya program pembelajaran
yang sistematis.
g)
Meningkatkan keberhasilan pembelajaran, karena peserta
didik dapat belajar lebih cepat
dan menunjang penguasaan materi pembelajaran
h)
Membantu pengajar dalam mengefisienkan waktu
pembelajaran danmenghasilkan pembelajaran yang efektif.[9]
- Peran
sumber belajar
a)
Peranan sumber belajar dalam pembelajaran individual
Pola
komunikasi dalam belajar individual sangat dipengaruhi oleh peranan sumber
belajar yang dimanfaatkan dalam proses belajar.titik berat pembelajaran
individual adalah pada peserta didik, sedang guru mempunyai peranan sebagai
penunjang atau fasilitator. Sehingga peranan sumber belajar sangat penting,
dalam komunikasi pembelajaran individual.
Dalam
pembelajaran individual terdapat tiga pendekatan yang berbeda yaitu :
1)
Front line teaching method , dalam pendekatan ini
guru berperan menunjukkansumber belajar yang perlu dipelajari.
2)
Keller Plan, yaitu pendekatan yang menggunakan
teknik
3) personalized system of instruksional (PSI)
yang ditunjang dengan berbagai sumber berbentuk audio visualyang didesain
khusus untuk belajar individual.
4) Metode proyek peranan guru cenderung sebagai
penasehat dibanding pendidik,sehingga peserta didiklah yang bertanggung jawab
dalam memilih, merancang danmelaksanakan berbagai kegiatan belajar.Sumber
belajar hendaknya dirancang berdasarkan prinsip:
a)
Dialog, drama,diskusi yang disajikan menarik melalui
permainan, kombinasi warna dan suara.
b)
Persuasif dan bukan menggurui atau mendikte.
c)
Pemilihan sumber belajar yangtepat.
d) Bentuk sajiannya singkat, padat, jelas dan menyeluruh.
Dalam pembelajaranindividual, peranan guru dalam interaksi dengan peserta didik
lebih banyak sebagaikonsultan, pengelola belajar, pengarah, pembimbing,
penerima hasil kemajuan belajar peserta didik. Waktu yang digunakan
untuk melaksanakan tugas dalam pembelajaranindividual 10 % dari total waktu
belajar, oleh sebab itu frekwensi pertemuannya jarang sekali.
b)
Peranan sumber belajar dalam belajar klasikal
Pola
komunikasi yang digunakan adalah komunikasi langsung antara guru dengan siswa. Keberhasilan
belajar amat ditentukan oleh kualitas guru, karena guru mrupakan sumber belajar
utama. Sumber belajar lain seolah-olah tidak ada perannya sama sekali karena
frekuensi belajar dengan guru hampir 90% dari waktu yang tersedia. Bentuk
komunikasinya dapat digambarkan Pemilihan dan pemanfaatan sumber belajar selain
guru sangat selektif dan sangat ketat di bawah kontrol dan petunjuk khusus
guru. Di samping itu guru sering memaksakan penggunaan sumbr belajar tertentu
yang kurang relevan dengan ciri-ciri siswa dan tujuan belajar. Dilihat
dari segi jumlah siswa yang ada biasanya sumber belajar yang ada sangat
terbatas.
c)
Peranan sumber belajar dalam belajar kelompok
Pada
keadaan real teknik-teknik yang digunakan dalam belajar kelompok dapat
merangsang kreativitas, aktivitas dan interaksi setiap anggota kelompok. Untuk
menjamin mutu dalam belajar kelompok maka perlu ditentukan besar kecilnya
anggota kelompok sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajarnya. Berikut ini
disajikan pola umum yang diterapkan dalam belajar kelompok yaitu : Pada pola
a)
gurulah yang mengontrol kegiatan diskusi siswa. Pola dasarnya adalah
serangkaian dialog antara guru dengan setiap individu, dengan cara seperti ini
maka interaksi antara siswa dengan siswa relatif kecil dibandingkan dengan pola
b). Pada
pola b) dapat disebut sebagai pola multi komunikasi, karena komunikasi dapat
dilakukan dari dan ke berbagai arah. Pengendalian diri dan kontrol dilakukan
oleh anggota masing-masing dengan cara menahan diri dan memberi kesempatan
kepada anggota lain. Dapat pula dikatakan bahwa sumber belajar dapat
berfungsi teoritis dan praktis.
Secara
teoritis sumber belajar dapat dimanfaatkan untuk :
Perencanaan
yaitu memperoleh bahan sajian yang berdayaguna dan tepat guna yang dapat
dipakai sebagai sumber belajar.
Penelitian
yaitu untuk menguji pengetahuan yang berhubungan dengan sumber belajar siswa,
kegiatan belajar yang kegiatannya meliputi juga pembahasan sumber pustaka,
pemilihan informasi yang dapat diterapkan.
Secara
praktis dimanfaatkan untuk :
Kegiatan
pengadaan (produktif) Misalnya: Membuat makalah buku, film, grafis, slide, dan
sebagainya termasuk di dalamnya melaksanakan penataran dan latihan.
Pelayanan
dan pemanfaatan Tidak saja pelayanan terhadap kegiatan belajar mengajar di
lembaga yang bersangkutan tetapi juga pemanfaatan sumber belajar tersebut oleh
masyarakat pemakai (eksponen lainnya).
Semua
fungsi itu akan berperan dengan baik apabila ditunjang oleh sistem pengelolaan
yang memadai, yaitu organisasi yang baik dan tenaga yang profesional yang mampu
mengelola dan mengembangkan sumber-sumber beljar. Atau lebih baik lagi apabila
tenaga-tenaga pengelola itu mempunyai kemampuan dalam pengembangan kurikulum
dan perencanaan pengajaran.
E.
Kriteria Pemilihan Sumber belajar
Pemilihan sumber belajar yang akan digunakan hendaklah
didasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Secara umum kriteria tersebut
adalah
- Ekonomis
Pertimbangan
ekonomis hendaknya tidak hanya didasarkan pada harga yang murah saja tetapi juga pada jumlah sasaran
yang mampu ditayangkan dan keawetan daya pakainya. Yang juga perlu ditimbangkan
adalah ketepatan media yang bersangkutan di dalam mencapai tujuannya. Dengan
demikian ada kemungkinan sebuah media yang ditinjau dari harganya yang sangat
mahal menjadi ekonomis karena memenuhi persyaratan-persyaratan yang lain.
- Praktis
dan Sederhana
Media
yang praktis dan sederhana tidak memerlukan peralatan-peralatan sampingan yang
rumit mudah mengoperasikannya dan dapat dilakukan oleh siapa saja, bisa
digunakan dengan cepat dan mudah pula menyimpannya.
- Mudah
diperoleh
Media dan
semua perlengkapannya harus mudah diperoleh atau dengan kata lain, mudah
pengadaannya.
- Bersifat
Fleksibel atau luwes
Media
yang luwes adalah media yang dapat dipergunakan untuk mencapai beragam tujuan,
cocok untuk berbagai situasi, dan tahan lama, tidak cepat aus oleh perkembangan
jaman.
- Komponen-komponen
dari media yang bersangkutan tidak bertentangan dengan tujuan. Komponen
bertentangan dengan tujuan adakalanya bisa menimbulkan dampak negatif.[10]
[1] Nana
Sudjana, Teknologi Pengajaran, Sinar Baru Algesindo (Bandung: 2003) Hal: 76
[2] AECT. 1977. Definisi Teknologi
Pendidikan. (Diterjemahkan oleh PAU di Universitas Terbuka). Penerbit
Manajemen PT. Grafindo Persada. Jakarta.
[3] Nana
Sudjana, Ibid.. Hal: 77
[4] Sutrisno,
Revolusi Pendidikan di Indonesia, Ar-Ruzz (Jogjakarta: 2005), hlm: 90
[5]Ibid,…………………
hlm:92.
[6] Nana
Sudjana, Ibid.. Hal: 83
[7] Azhar
Arsyad, Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo Persada (Jakarta: 1997) Hal: 102
[8] Ahmad
rohani, pengolahan…………167
[9] Munir.. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi, Cet.1 (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2008),13
[10] http
://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/kriteria-umum-pemilihan-sumber-belajar.
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete